Hedonisme : Penyakit Yang Menghancurkan Manusia Indonesia

Minggu, 10 April 2011

Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup.

Entah disadari ataupun tidak, saat ini saya merasakan masyarakat kita terjangkit penyakit hedonisme yang cukup parah. Dan menurut saya, paham hedonisme inilah biang kerok dari segala permasalahan bangsa kita ini.

Ciri-ciri utama masyarakat hedonis yang sangat mudah kita temukan dalam pergaulan sehari-hari diantaranya sebagai berikut ; pertama,  menilai  orang lain berdasarkan fisik saja, tanpa melihat bagaimana keperibadian itu apakah baik atau tidak.

Pada masyarakat yang hedonis, seseorang dihormati karena penampilannya, kekayaanya, dan juga pangkat yang disandangnya, tidak peduli padahal ia adalah narapida dalam kasus korupsi. Hal ini mudah kita lihat di TV bagaimana pejabat-pejabat yang tersandung kasus korupsi masih diperlakukan secara istimewa di dalam penjara. Dan ketika keluar dari penjara masih terus saja disanjung-sanjung dan dihormati.

Kedua, pada masyarakat yang hedonis, sesuatu yang benar bisa jadi salah, begitupun sebaliknya yang salah bisa jadi benar. Sebut saja misalnya banyak orang tua yang membenarkan anaknya menyogok oknum agar bisa menjadi CPNS, anggotan Polri dan TNI. Cukup sering kita mendengar ada orang yang mengatakan bahwa KKN sudah jadi budaya, sehingga tak mengapa kalau kita juga melakukannya, toh, pejabat diatas sana juga begitu. Bukankah realita ini begitu dekat disekitar kita, bukan ?

Ketiga, masyarakat yang hedonisme dicirikan pula dengan gaya hidupnya yang konsumtif. Mereka membeli barang bukan karena kebutuhan tapi karena ingin terlihat gaya saja. Yang dibuutuhkan, misalnya, hanya untuk bicara dan sms, tapi HP yang dibelinya adalah HP mahal (kredit pula) yang sampai rusakpun tak semua fasilitas canggih di HP itu bisa dipakainya.

Ciri yang ketiga ini sangat jelas sekali terlihat pada masyarakat Indonesia dewasa ini. Sehingga menjadikan bangsa ini target pasar yang sangat empuk bagi perusahaan-perusahaan luar negeri untuk mengeruk keuntungan yang sangat besar. Misalnya saja RIM (perusahaan Canada) yang memproduksi Blacberry dan Apel (Amerika Serikat) yang memperoduksi computer tablet Ipad.

Sebenarnya masih banyak cirri-ciri dan contoh-contoh prilaku masyarakat hedonis yang bisa kita lihat dalam keseharian kita saat ini. Dalam tulisan ini, tiga cirri itu saja sudah cukup gamblang untuk mengatakan bahwa hedonisme sudah sangat parah melanda masyarakat Indonesia saat ini.

Menurut saya hedonisme adalah Jin Jahannam yang menyuburkan budaya KKN pada bangsa ini. Tidak itu saja, hedonisme sudah menyebabkan masyarakat seakan – akan menjadi tidak waras, misalnya membeli barang yang diluar kemampuannya dan rela menggadaikan kehormatannya (siswi dan mahasiswi yang menjual keperawanan) untuk mendapatkan segepok uang demi memuaskan nafsu belanja dan gaya hidup yang foya-foya.

Betul-betul menyedihkan ketika aku melihat orang tua jaman sekarang sepertinya diam saja melihat anak-anaknya berprilaku hedonis. Mereka membiarkan saja ketika putra-putri mereka meniru-niru trend dari luar negeri yang sebenarnya tidak sesuai dengan budaya luhur kita. Tak habis pikir rasanya ketika aku melihat seorang ibu yang membiarkan putrinya mengenakan hotpants ketika pergi menemani sang ibu ke mall atau swalayan.

Budaya hedonisme ini akan semakin berbahaya jika kita tidak menyadarinya (atau pura-pura tidak merasakannya). Beberapa teman, kerabat dan keluarga beberapa kali saya kritik mengenai prilakunya yang saya anggap hedonis. Tapi mereka mengelak dan beralasan bahwa memang jamannya memang demikian, dan tidak salahnya selama tidak mengganggu hidup orang lain.

Berbelanja sesuka hati, ingin terlihat fashionable, sok kebarat-baratan, dan lain sebagainya sepintas memang tidak masalah untuk orang lain. Yang akan jadi masalah adalah jika untuk memenuhi segala nafsu dan keinginan itu adalah dengan menempuh cara haram, misalnya korupsi, mencuri dan bahkan menjual tubuh dan keperawanan.